Selasa, 25 Januari 2011

Karena Tuhan Menciptakan ku Untuk Berguna

" Pernahkah kamu menangis ketika merasa di tinggalkan???"
atau
"Pernahkan kau menangis saat kau merasa ada hanya karena di butuhkan???"
Jika seseorang bertanya padaku tentang itu, maka akan ku jawab dengan lantang...
" yaaaa, tapi bukan pernah, melainkan memang begitulah hidupku di buat..."

-aku adalah rel kereta, yang rela di injak agar jalan kereta mengantar setiap tujuan tercapai
-aku adalah keset, yang rela di injak demi membersihkan debu yang menempel di kaki
-aku adalah koyo, yang ada saat kau merasa sakit dan rela di lepaskan ketika sakit itu hilang.


Aku tak pernah menyesalinya, karena bagiku menjadi penyebab keberhasilan, kesuksesan, ataupun kesuksesan itu lebih berharga dan membahagiakan meskipun harus siap di lupakan, karena yang ku tahu, TUHAN menciptakanku untuk berguna. Inilah aku dengan kebodohanku....

have a nice day and god bless you

AKU, MEREKA, TEKNOLOGI & TUHAN

Dari sini kumulai menulis kembali.... seharusnya tempat orang" menuliskan apa yang mereka rasakan adalah di buku diary yang bersifat pribadi. Namun teknologi mengubah rahasia menjadi bacaan ringan dalam facebook ataupun twitter. Aku pun, tak munafik memilikinya, lumayan membantuku bertemu dengan orang2 yang sudah lama tak ku jumpai. Tapi kegundahan merayap pelan dalam kepalaku. Kecanggihan teknologi ini merebut sebuah rasa yang entah bagaimana caranya, kebersamaan telah hilang pada arti sebenarnya. Teknologi ini memeang ampuh mendekatkan siapapun yang jauh di sana, tapi "ia" lebih ampuh lagi menjauhkan orang2 yang ada di dekay kita. Tak dapat di pungkiri ketika kita sedang bersama keluarga, sahabat dan orang2 terdekat kita, tangan dan mata kita tidak dapat lepas dari HP ataupun BB dan gatget lainnya. Ketika seharusnya kita berbagi cerita dengan orang2 di sekitar kita, kita malah asyik berbincang dengan orang yang berada jauh di luar sana. Bahkan sekarang Tuhan tidak lagi di duakan dengan kemusyrikan, tapi dengan teknologi yang MAHA MAJU. Hanya pada FACEBOOK aku mengadu dan pada TWITTER aku panjatkan doa. Sementara Tuhan hanya menghiasi paragraf mereka yang memohon di setiap akunnya.
Apakah mereka lupa Tuhan tidak bekerja di sana????
Apakah aku fikir Tuhan memiliki akun Facebook dan Twitter????

Aku menulis ini sebagai tamparanuntuk diriku sendiri yang mulai mengagungkan teknologi.
Tamparan ini aku dedikasikan kepada kerinduan SURAT yang telah lama di tinggalkan. Dan aku berharap TAMPARAN ini juga bisa di rasakan oleh pembaca...

terima kasih, GOD BLESS YOU ALL